EARTHQUAKE RESISTANT FOUNDATION
Perinsip Bangunan Tahan Gempa
Bangunan
yang di katakan tahan gempa adalah bangunan yang merespon gempa dengan
sifat dakilitas yang mampu bertahan dari keruntuhan, dan fleksibilitas
dalam meredam getaran gempa.
- Dirancang dan diperhitungkan
- Kombinasi beban dan analisis struktur
- Penggunaan matrial yang ringan
- Penempatan massa struktur yang terpisah namun saling berinteraksi
Ciri-ciri Umum Fisik Bangunan Tahan Gempa
- Struktur memiliki sistem penahan gaya dinakik gempa.
- Kekuatan sistem penahan gempa
- Konfigurasi strukturnnya memenudi syarat untuk tujuan bangunan tahan gempa
Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Membangun Bangunan Tahan Gempa
- Pondasi
Pondasi
merupakan bagian dari struktur yang paling bawah dan berfungsi untuk
menyalurkan beban ke tanah. Untuk itu pondasi harus diletakkan pada
tanah yang keras. Kedalaman minimum untuk pembuatan pondasi adalah 6- –
75 cm. Pasangan batu gunung untuk pondasi dikerjakan setelah lapisan
urug dan aanstamping selesai dipasang.Pondasi juga harus
mempunyai hubungan yang kuat dengan sloof. Hal ini dapat dilakukan
dengan pembuatan angkur antara sloof dan pondasi dengan jarak 1 m.
Angkur dapat dibuat dari besi berdiameter 12 mm dengan panjang 20 -25
cm. Pondasi salah satu hal yang harus di perhatikan pada saat membangun,
karena pondasi termausk kalah satu bagian penting dalam bangunan.
- Beton
Beton
adalah bagian umum pada bangunan, beton dapat di buat dengan mencapur
Pasir(ageregat halus, kerikil (ageregat kasar) air dan semen.
- Beton Bertulang
Beton
bertulang merupakan bagian terpenting dalam membuat rumah menjadi tahan
gempa. Pengerjaan dan kualitas dari beton bertulang harus sangat
diperhatikan karena dapat melindungi besi dari pengaruh luar, misalnya
korosi. Para pekerja atau tukang suka menganggap remeh fungsinya.
Penggunaan alat bantu seperti molen atau vibrator sangat disarankan
untuk menghasilkan beton dengan kualitas tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar